Untuk menuju ke suatu kemenangan adalah bukan hal yang mudah, namun memerlukan proses jangka panjang dan cukup melelahkan. Aku yang memiliki cita cita menjadi yang terbaik di tingkat provinsi sudah tercapai, namun aku bukanlah yang terbaik di tingkat nasional. Persiapan dan semangat aku lakukan untuk menjadi yang terbaik di tingkat nasional. Setiap atlet catur terbaik daerah sangat ingin menuju turnamen tingkat nasional. Perjalananku menuju nasional bukanlah tidak semudah yang kubayangkan, di tahun 2013 aku sudah pernah mewakili provinsi DKI Jakarta dan hanya berhasil menempati posisi 7 besar di level nasional. Saat itu aku masih berusia 6 tahun dan aku masih ingat beberapa nama pemain yang cukup tangguh, salah satunya yaitu Nayaka Budhidarma dari Jawa Timur. Persiapan yang aku lakukan menjelang kejuaraan nasional 2015 adalah tekun belajar dan setiap bulannya aku mengikuti turnamen di Jabodetabek. Kemenangan di beberapa ajang tersebut membuatku lebih percaya diri menatap pesta besar para pecatur Indonesia. Kejuaraan Nasional Catur 2015 yang ke 45 diadakan di Jakarta dan berlangsung selama 7 hari yang diikuti oleh setiap perwakilan provinsi dari seluruh Indonesia. Akupun turun di kelompok Usia 9 tahun dan nantinya akan berlangsung selama 9 babak dengan waktu 90 menit per pemain. Sebelum babak pertama dimulai panitia memberikan arahan mengenai peraturan permainan dan daftar pemain yang akan dipertandingkan di upload melalui internet. Babak pertama segera dimului, akupun datang menuju lokasi meja yang disediakan yang sudah ditempelkan nomor urut dan kelompok usia. Babak pertama kemenangan haruslah aku raih agar itu memudahkan aku untuk melaju dengan lancar di babak babak selanjutnya. Pada kejuaraan tersebut aku meraih 8,5 point yang berarti juga 8 kemenangan dan 1 kali draw. Pertadingan yang sangat seru terjadi di babak ke 4 saat bertemu Paradigma dan babak ke 9 dengan Nayaka Budhidarma yang telah memiliki gelar Master Percasi sejak usia 7 tahun. Pertandingan melawan Paradigma adalah sangat spesial bagiku karena gaya bermain caturnya yang sangat berbeda dari kebanyakan pecatur. Dan aku pun mengalami kesulitan untuk menembus pertahanan yang dibuatnya sangat rapih, setelah hampir dari 3 jam lewat kami bertanding akhirnya kami pun melakukan kata sepakat untuk menyatakan draw dan kami harus puas dengan poin 0,5. masing-masing. Sementara itu babak penentuan adalah bertemu sang Master Percasi Nayaka Budhidarma dari Jawa timur terjadi di babak terakhir, dimana aku dan nayaka mengalami pertarungan mental yang hebat dimana kami memiliki tingkat grogi yang tinggi, di pertengahan babak aku dan nayaka bergantian ke toilet setiap beberapa langkah, kadang aku sering mencuci muka karena rasa kantuk yang hebat dibabak penentuan ini. Saat nayaka melakukan langkah yang salah, aku langsung melakukan eksekusi dan memanfaatkan kesalahannya untuk meraih kemenangan.
Dan itu adalah kemenangan terindah karena dengan point 8,5 berarti aku tidak mengalami kelalahan sekalipun dan berarti aku memastikan diri menyumbang mendali emas termuda untuk tim provinsi dki jakarta dan berhak atas gelar MASTER PERCASI. Kemenangan yang indah dan kalungan mendali emas membuat aku bangga dan menatap ke depan untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Pecatur Cilik Aditya Bagus Arfan Comments are closed.
|
Categories
All
Archives
June 2018
AuthorAditya Bagus Arfan adalah bintang belia dari dunia catur indonesia. Pecatur kelahiran kota bekasi tahun 2006 ini bercita-cita menjadi Grandmaster. Semoga dengan semangat dan perjuangannya mampu menjadi inspirasi prestasi anak Indonesia. |